Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan sandal berbasis teknologi *loadcell-accelerometer* yang dirancang untuk mempercepat pemulihan pasien patah tulang ekstremitas bawah.
Maya Aida, Ketua Tim Mahasiswa UGM, dalam pernyataannya di Yogyakarta pada Jumat, menjelaskan bahwa inovasi ini dibuat untuk memudahkan dokter ortopedi dan pasien dalam memantau kemajuan latihan beban atau *weight bearing* (WB) selama proses penyembuhan.
“Sandal ini membantu pasien menjalani latihan *weight bearing* dan pergerakan langkah (*range of motion*) dengan lebih akurat, sehingga pemulihan patah tulang dapat berjalan optimal,” jelas Maya.
Inovasi sandal berbasis *loadcell-accelerometer* ini muncul dari keluhan seorang pasien patah tulang di RSUP Sardjito Yogyakarta, yang sekaligus seorang praktisi HRD UMKM. Masalah ini kemudian diangkat sebagai bahan penelitian dalam Program Kreativitas Mahasiswa UGM.
Sandal terapi tersebut dilengkapi sensor *loadcell* dan *accelerometer* yang dapat mendeteksi dan memberikan umpan balik secara langsung mengenai distribusi beban dan langkah yang tepat pada kaki yang mengalami fraktur. Teknologi ini terintegrasi dengan aplikasi di ponsel pintar yang memudahkan dokter dalam mengatur saran persentase beban dan memantau latihan pasien secara real-time.
“Sandal ini dirancang untuk memfasilitasi dokter dan pasien dalam mengukur keberhasilan latihan beban, yang umumnya dimulai pada minggu keempat setelah operasi patah tulang ekstremitas bawah, hingga pasien bisa berjalan tanpa alat bantu secara bertahap,” lanjut Maya.
Sementara itu, Nathasya Angelliya, anggota tim lainnya, mengatakan bahwa purwarupa sandal terapi ini tengah dalam proses pengajuan paten, yang diharapkan dapat digunakan lebih luas di dunia medis. Ia juga berharap inovasi ini dapat berkontribusi dalam peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
"Penggunaan sensor *loadcell* dan *accelerometer* dalam sandal ini membuka peluang lebih besar untuk pengembangan teknologi kesehatan," ujar Nathasya, mahasiswa Ilmu Keperawatan FKKMK UGM.
Selain Maya dan Nathasya, tim inovasi ini juga melibatkan Aditya Kyran Santoso, Ignatius Gerald Handono, dan Bitta Nathaniela Purwoko. Mereka semua adalah mahasiswa dari berbagai program studi di UGM yang bersinergi dalam menciptakan sandal terapi yang inovatif dan bermanfaat untuk pasien patah tulang.***